BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Praktik
Kerja Industri
Dengan
perkembangan dunia usaha/industri yang
pesat, dibutuhkan kemampuan
dan keterampilan untuk menjalankannya. Agar
tidak ketinggalan zaman.
Pelaksanaan Praktik
Kerja Industri merupakan
suatu upaya yang
ditempuh untuk meningkatkan
kualitas tamatan SMK
dalam mencapai tujuan
relevansi pendidikan dengan
tuntutan kebutuhan dunia industri, juga dapat meningkatkan
hasil pekerjaan yang
berkualitas, disiplin waktu dan kreatifitas
dalam bekerja. Serta
memiliki pengalaman dan wawasan industri
yang luas.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
pengaruh besar pada perekonomian
di Indonesia., seiring
dengan adanya perkembangan
dunia industri yang
sangat baik, maka
diperlukan kemampuan dan
keterapilan yang baik agar
dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan di
dunia.
Dengan
adanya kebijaksanaan pemerintah
diharapkan Indonesia mampu
untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi,
sehingga banyak perusahaan
yang menciptakan barang-barang
yang lebih menarik
dan konsumen akan
lebih sering membeli/memakainya.
Permasalahan yang
dihadapi oleh setiap
perusahaan pada umumnya
bagaimana atau apa
saja yang harus
dilakukan agar mencapai
volume penjualan yang
menguntungkan. Salah satu alternative
untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah perusahaan
atau pemasar harus
dapat melakukan kegiatan
pemasaran yang baik
serta telah ditentukan
harga jualnya secara
cermat.
Alat-alat yang
dapat digunakan untuk
mempromosikan suatu produk,
dapat memilih beberapa
cara berikut :
-
Iklan
(Advertensi)
-
Kewiraniagaan (Personal
Selling)
-
Promosi
penjualan (Sales Promotion)
-
PR
(Publik Relation)
Kombinasi keempat
bentuk cara promosi
tersebut sering disebut
buaran promosi. Rumusan
pesan yang disampaikan
dalam promosi harus
sedemikian rupa sehingga
menyentuh hati konsumen.
Perumusan pesan harus
bersifat tajam tetapi
halus. Kondisi ini
merupakan factor pendorong
untuk diadakan prnrlitian
guna mengatasi masalah
yang muncul didalam
kebijakan perusahaan yang
berkaitan dengan peningkatan
penjualan sehingga penulis
merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang
pengaruh biaya promosi
terhadap hasil penjualan.
A.
Maksud Dan
Tujuan Perakerin
Tujuan
praktik kerja industri
yaitu agar siswa
memiliki wawasan kerja,
mengetahui bagaimana cara
bekerja dikantor dan
dilapangan. Memiliki keterampilan
dan tanggung jawab
dibidangnya. Siswa dapat
mengenal dunia kerja
yang menuntut konsentrasi
dan kedisiplinan yang
tinggi. Siswa dapat
diharapkan mampu menyerap
keterampilan yang didapat
dari duni kerja
dan mapu mengaplikasikannya pada
saat bekerja nanti.
Manfaat dari Praktik Kerja
Industri, yaitu :
1.
Siswa
a)
Memberi
peluang untuk mendapatkan
kesempatan kerja.
b)
Memberi
doronga kepada siswa
untuk berjiwa wiraswasta.
c)
Mendapatkan hasil
belajar yang telah
diperoleh disekolah.
d)
Membekali siswa
dengan pengalaman kerja.
e)
Proses
awal bagi siswa
untuk masuk ke dunia industri.
2.
Sekolah
a)
Menjalin
kerjasama secara lebih
mantap dengan pihak
industri.
b)
Peluang
memasarkan tamatan sekolah
dan promosi sekolah.
c)
Memperoleh masukan
dari dunia usaha
untuk program perbaikan
program pembelajaran.
3.
Industri
a)
Peluang
untuk mendapatkan tenaga
kerja yang sesuai
denga kebutuhan.
b)
Peluang
meningkatkan teknologi produksi
dan iklim kerja
dengan memanfaatkan keterampilan
siswa.
c)
Peluang
untuk berperan serta
dalam upaya peningkatan
mutu tamatan SMK.
B.
Tujuan Menyusun
Laporan
Setelah
melaksanakan praktik kerja
industri selama 3
bulan di industri,
siswa diwajibkan membuat
laporan Praktik Kerja
Industri. Tujuan penulisan
Laporan Praktik Kerja
Industri, antara lain :
1.
Untuk memenuhi
persyaratan dalam rangka
menempuh Ujian Nasional
dan Ujian Sekolah
Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.
Untuk
memenuhi kewajiban setelah
melaksanakan Praktik Kerja
Industri.
3.
Untuk
memenuhi tingkat kemampuan
para siswa dalam
menyerap ilmu yang
telah diberikan dan
mengaplikasikannya di lapangan.
C.
Metode Penyusunan
Laporan
Dalam
pembuatan laporan ini
penulis menggunakan beberapa
metode pengambilan data,
diantaranya :
1.
Metode Observasi
Yaitu
penulis melakukan pengamatan
untuk mendapatan data
keterangan yang diutuhkan
dalam penyusunan laporan.
2.
Metode Wawancara
Yaitu
penulis mengadakan Tanya
jawab kepada pembimbing
dan karyawan lainnya
di industri untuk
mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam penyusunan
laporan.
3.
Metode Dekumentasi
Yaitu penulis
mengumpulkan data secara
dokumentasi, berupa gambar,
foto, dll.
BAB II
URAIAN UMUM
A.
Sejarah
Berdirinya PT. Yoyta
Karya
PT. Yodya
Karya Persero adalah
perusahaan N.V. Job & Sprey yang
didirikan di Jakarta tahun
1948 oleh mr.
Sprey seorang warga
Negara Belanda yang
beralamat di Jl.Cikini
Raya No. 1
Jakarta Pusat, dimana
kegiatan utama perusahaan
adalah jasa konstruksi,
untuk pekerjaan perencanaan
dan pengawasan bangunan
gedung.
Pada
tahun 1972, N.V.
Job & Sprey di nasionalisasikan oleh
pemerintah republic Indonesia
sebagai perusahaan Negara
dengan nama P.N.
Yodya Karya. Sejak saat
itu P.N. Yodya
Karya bekerja dengan
beberapa tenaga ahli
arsitektur dan sarjana
teknik lainnya. Kegiatan
utamanya masih tetap
pada bidang konsultasi
untuk pekerjaan perencanaan
dan pengawasan bangunan
gedung.
Pada
tahun 1972, P.N.
Yodya Karya berubah
bentuk menjadi perusahaan
perseorang (Persero). Berdasarkan
akte notaris Djojo
Muljadi, SH No.
62 tanggal 15
maret 1972, karena
dinilai sangat tepat
untuk mengembangkan diri
dan berkreasi. Dengan
nama resmi PT.
Yodya Karya (Persero),
Ir. Mahmud Ali diangkat
sebagai direktur utama
menggantikan prof. Dr.
Ir. R. Rooseno,
dan sebagai pemegang
saham tunggal adalah
departemen keuangan sebagai
wakil dari pemerintah,
sedangkan Departeme Pekerjaan
Umum berfungsi sebagai
penasehat teknis. Sesuai
dengann peraturan pemerintah No. 41
tahun 2003, tentang
pelimpahan kedudukan, tugas
dan kewenangan Mentri
Keuangan pada perusahaa
perseroan (Persero), Perusahaan
Umum (Perum), dan
Perusahaan Jawatan (Perjan)
pengelolanya dilimpahkan kepada
Kementrian Negara BUMN.
Kondisi
hubungan kerja yang
baik dengan pemberi
tugas, yang disertai
pelayanan teknis dan
administratif yang professional,
dilanjutkan oleh Ir.
Wonargo Martowirono sebagai
direktur utama dan
dilanjutkan oleh Ir.
Soebianto Imam Rahayu,
dan Aries Sirait,
SE, MBA, dan
pada tahun 2008
Menteri Negara BUMN
menunjuk / mengangkat
Ir. Muhamad Basir,
MM sebagai direktur
utama PT. Yodya
Karya (Persero), dibantu
oleh Jusarwanto, SE.
AK. Sebagai direktur
keuangan dan Ir. Yudi
Wahjono, IAI sebagai
direktur operasi, berdasarkan
surat keputusan BUMN
No. KEP-129 MBU/2008
tanggal 24 Juni
2008 tentang pemberhentian
dan pengangkatan anggota-anggota direksi
Perusahaan Perseroan (Persero)
PT. Yodya Karya.
Visi.
Menjadi
konsultan professional, terpercaya,
berwawasan global, berdaya
saing kuat, tumbuh
dan berkembang serta
menguntungkan.
Misi.
·
Memposisikan SDM
sebagai asset utama
perusahaan.
·
Meningkatkan kualitas
SDM melalui profesionalisme, kompetisi,
dan kesejahteraan.
·
Mnigkatkan kualitas
perusahaan dan sertifikasi.
·
Meningkatkan kualitas
karya professional melalui
pemutakhiran teknologi.
·
Menjamin
kualitas pelayanan melalui
quality assurance.
·
Meningkatkan hubungan
dan komitmen jasa
professional dengan pengguna
jasa.
·
Meningkatkan nilai
perusahaan dengan mengembangkan
management sinergi.
·
Mendapatkan keuntungan
secara layak untuk
menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.
·
Berfikir
aktif dalam pengembangan
dunia usaha jasa
konsultasi.
·
Berfikir
aktif dalam meciptakan
dan menjaga harmonisasi
lingkungan Perusahaan.
Budaya Kerja
Dibangun dengan
memperhatikan karakter bisnis
bidang / layanan jasa konsultan,
yaitu : etika
profesi, korsa dan
sinergi (Profesionalizm ethic,
collegial spirit and
synergy)
Semboyan Perusahaan
Profesional, Sinergi
dan Berkelenjutan (Professional, synergy,
Sustainable).
B.
Identitas
Perusahaan
Setiap perusahaan
pasti mempunyai identitas
Perusahaan sendiri. Semua
data fisik pada
sebuah Perusahaan tercantum
dalam sebuah identitas
perusahaan. PT. Yodya
Karya (Persero) Cabang
1 Semarang sebagai
perusahaan yang bergerak
di bidang bangunan
mempunyai identitas sebagai
berikut :
1
|
Bentuk, Nama,
dan Alamat
|
PT.
YODYA KARYA (Persero)
Cabang I Jawa
Tengah
Jl.
Sriwijaya No. 41 Semarang
Telp
: (024) 8313900,
8412833
Fax
: (024) 8412833
|
2
|
Nama,
dan Jabatan Penanggung
Jawab
|
Ir.
Delta Hatmantari S,
Kepala Cabang
|
3
|
DRM
(Daftar Rekanan Mampu)
Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah
|
Nomor
00025/PANPRA/1997
Kode
Rekanan : 2.00.11.33.00013
Masa
Berlaku 1 Januari
2002
|
4
|
Tanda
Anggota INKINDO, Nomor
dan Masa Berlaku
|
Nomor
:
Tanggal :
|
5
|
Sub
Bidang Pekerjaan (Spesialisasi)
Yang
Tercantum dalam TDR
Pem.Prop.Jateng
|
·
Pekerjaan Umun
·
Transportasi
·
Komunikasi
·
Pertanial / LH
·
Perindustrian
·
Pertambangan Energi
·
Pengukuran Pemetaan
·
Bidang Lainnya.
|
6
|
NPWP
Tanggal Kantor Inspeksi
Pajak
|
1.001.616.0-508, 01
Oktober 1994, Semarang
Selatan
|
7
|
Akta
Pendirian, Notaris Djaja
Muljadi, SH
|
No.
62, Tanggal 15
Maret 1972
|
Pengesahan Dep.
Kehakiman
|
No
: YA5/58/21
Tanggal :
20 Februari 1973
|
Perubahan Pengesahan
Dep. Kehakiman
|
No
: 02-279 UT.01.th.98,
Tanggal : 09 Desember
1998
|
Pendaftaran di
Pengadilan
|
No
: 740,
Tanggal : 28 Februari
1973
|
Pengumuman dalam
Berita Acara
|
No
: 75,
Tanggal : 18 September
1983
|
|
Akta
Perubaha Notaris Imas
Fatimah, SH
|
No :
43,
Tanggal :
11 Februari 1983
|
Akta
Perubaha Notaris Imas
Fatimah, SH
|
No
: 118,
Tanggal :
17 Februari 1984
|
Akta
Perubaha Notaris Imas
Fatimah, SH
|
No
: 141,
Tanggal :
20 Juli 1987
|
Akta
Perubaha Notaris Imas
Fatimah, SH
|
No
: 12,
Tanggal :
13 Mei 1998
|
Akta
Notaris Cabang :
|
|
Akta
Pernyataan Notaris Titi
Ana, SH
|
No.
1
Tanggal :
9 November 1993
|
Akta
Perubaha Notaris Imas
Fatimah, SH
|
No.
9
Tanggal :
7 Oktober 1998
|
8
|
SIUJK
a.n. PT. Yodya
Karya
|
No
: 1133.3.72.92.00026A
Tanggal :
20 Januari 1992
|
9
|
Nasabah Bank
|
·
Bank Pembangunan
Daerah Jateng
No. 1-034-0821207
·
Bank Mandiri
Semarang
No. 135-0089000846
|
10
|
Pengalaman Bidang
Usaha
|
30
Tahun
|
C.
Denah
Lokasi Perusahaan
PT Yodya
Karya berada dijalan
Sriwijaya No. 41
Semarang. Adapun lokasi
dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 2.1 (Lokasi PT
Yodya Karya)
A. Struktur
Organisasi Perusahaan
Struktur
organisasi sangat penting
bagi Perusahaan karena
tanpa adanya struktur
organisasi, anak Perusahaan
tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Yang
dimaksud dengan struktur
organisasi adalah suatu
cara atau system
dari aktivits-aktivitas untuk
mengurus sesuatu dalam
usaha mencapai tujuan tertentu.
Struktur
organisasi PT Yodya
Karya menggunakan struktur
organisasi garis, dimana
wewenang dari puncak
pimpinan mengalir langsung
ke pimpinan yang
berada dibawahnya. Perusahaan
dalam mencapai tujuannya
memerlukan adanya struktur
organisasi yang baik,
karena akan sangat
membantu Perusahaan dalam
melakukan operasi Perusahaan.
Berikut bentuk
organisai PT Yodya
Karya pusat :
Gambar 2.2 (Struktur Organisasi
PT Yodya Karya
Pusat)
BAB
III
URAIAN KHUSUS
A.
Kompetensi / Pekerjaan yang
dikerjakan.
Selama
penulis melakukan prakerin
di PT Yodya
Karya (Persero) Cabang
I Jawa Tengah,
Penulis melakukan pekerjaan
pembangunan gedung ruang
instalasi rawat inap
(Gedung G) RSU. Prembun – Kebumen, Yang
terdiri dari 2 aspek :
1. Konsep Perencanaan
2. Proses Pembuatan
Gambar
1.
Konsep Perencanaan
a.
Latar Belakang
Perencanaan
Keberhasilan
pembangunan kesehatan tidak
semata-mata ditentukan oleh
hasil
Kerja keras dari
sector kesehatan, tetapi
sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta
konstribusi positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi
hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan
Masuknya upaya kesehatan sebagai asas pokok program
pembangunan nasional. Dengan perkataan lain untuk dapat terwujudnya INDONESIA
SEHAT 2014, para penanggung jawab pembangunan harus memasukkan
pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya.
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2014
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal
diseluruh wilayah Republik Indonesia. Usaha kesehatan mencakup usaha
peningkatan (promotif) pencegahan (preventif).
Penyembuhan(kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif). Salah satu upaya penyembuhan pasien adalah
melalui pengobatan dan perawatan yang dilaksanakan dalam ruang rawat inap di
rumah sakit. Ruang rawat inap yang aman dan nyaman merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien, oleh karena itu dalam
merancang ruang rawat inap harus memenuhi persyaratan tertentu yang mendukung
terciptanya ruang rawat inap yang sehat, aman dan nyaman.
Definisi
Ruang Instalasi Rawat
Inap adalah istilah
yang berarti proses
perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan professional
akibat penyakit tertentu,
di mana pasien diinapkan
di suatu ruangan di rumah
sakit. Ruang rawat
inap adalah ruang
tempat pasien dirawat.
Ruangan ini dulunya
sering hanya berupa bangsal yang
dihuni oleh banyak
orang sekaligus. Saat
ini, ruang rawat
inap di banyak
rumah sakit sudah
sangat mirip dengan
kamar-kamar hotel. Pasien
yang berobat jalan
di Unit Rawat Jalan,
akan mendapatkan surat
rawat dari dokter yang
merawatnya, bila pasien
tersebut memerlukan perawatan
di dalam rumah sakit, atau menginap
di rumah sakit.
b.
Ruang Instalasi
Rawat Inap
Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan
keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk
tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama
sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan
oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya.
c.
Syarat Ruang
Instalasi Rawat Inap
1)
Ruang
administrasi.
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi
khususnya pelayanan pasien di ruang rawat inap. Ruang ini berada pada bagian
depan ruang rawat inap dengan dilengkapi loket/counter, meja kerja, lemari
berkas/arsip, dan telepon/interkom.
2)
Ruang
Dokter.
Ruang Dokter terdiri dari 2 ruangan, yaitu kamar
kerja dan kamar istirahat/kamar jaga. Pada kamar kerja harus dilengkapi dengan
beberapa peralatan dan furnitur. Sedangkan pada kamar istirahat hanya
diperlukan sofa dan tempat tidur. Ruang Dokter
dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel) dan toilet.
3)
Ruang
Linen.
Ruang untuk menyimpan bahan-bahan linen bersih yang
akan digunakan di ruang
rawat.
4)
Spoolhoek.
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan
pasien khusnya yang berupa cairan. Spoelhoek dala, bentuk bak atau kloset dengan
leher angsa (water seal).
Pada ruang spoehoek juga harus disediakan kran air
bersih untuk mencuci tempat cairan atau
cuci tangan. Ruang tempat spoelhoek ini harus menghadap keluar/berada di luar area rawat inap ke
arahj koridor kotor. Spoelhoek dihubungkan ke septic tank khusus atau jaringan IPAL.
5)
Kamar
Mandi / Toilet.
Fasilitas diatur sesuai kebutuhan, dan harus dijaga
kebersihannya karena dengan kamar mandi/toilet yang bersih citra rumah sakit
khususnya ruang rawat inap akan baik. Terdiri dari toilet pasien dan toilet
staf.
6)
Pantry.
Tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi
mereka yang ada di ruang rawat inap rumah sakit.
7)
Ruang
Janitor.
Ruang tempat menyimpan dan mencuci alat-alat
pembersih ruangan rawat inap.
8)
Bangunan
gedung.
adalah konstruksi bangunan yang diletakkan secara
tetap dalam suatu lingkungan, di atas
tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk tempat
tinggal, berusaha, maupun kegiatan sosial dan budaya.
d.
Kegiatan di
Ruang Instalasi Rawat
Inap.
1)
Alur Dokter, Perawat, Staf.
a)
Dokter masuk ke ruang dokter untuk ganti
pakaian.
b)
Perawat, masuk ke ruang perawat untuk
ganti pakaian.
c)
Staf, masuk ke ruang staf untuk ganti
pakaian.
2)
Setelah selesai tugas. Dokter, Perawat ,
staf ke luar melalui alur yang sama.
a)
Pasien masuk ruang rawat inap dari
IGD/COT/Rawat jalan melalui administrasi.
b)
Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis.
c)
Serah terima & orientasi di pos
perawat (Nurse Station).
d)
Pasien ganti pakaian.
e)
Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut
di ruang rawat inap.
3)
Pasien meninggalkan ruang rawat inap.
a)
Pasien pulang ke rumah setelah sehat,
atau
b)
Pasien meninggal dikirim ke kamar
janazah.
e.
Persyaratan Teknis
Sarana Pembangunan Ruang
Instalasi Rawat Inap.
1)
Lokasi.
a)
Bangunan rawat inap harus terletak pada
lokasi yang tenang, aman dan nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan
aksesibiltas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap.
b)
Bangunan rawat inap sebaiknya terletak
jauh dari tempat-tempat pembuangan kotoran, dan bising dari mesin/generator.
f.
Denah.
1)
Persyaratan umum :
a)
Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang sejenis hingga tiap
kegiatan tidak bercampur dan tidak membingungkan pemakai bangunan.
b)
Perletakan ruangannya terutama secara
keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan.
c)
Akses pencapaian ke setiap blok/ruangan
harus dapat dicapai dengan mudah.
d)
Kecepatan bergerak merupakan salah satu
kunci keberhasilan perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya
dibuat secara linier/lurus (memanjang)
e)
Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan
dengan kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung.
f)
Sinar matahari pagi sedapat mungkin
masuk ke dalam ruangan.
g)
Alur petugas dan pengunjung dipisah.
2)
Persyaratan Khusus :
a)
Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap
kamar (VIP).
b)
Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap
kamar (Kelas Satu)
c)
Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap
kamar (Kelas Dua)
d)
Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau
lebih setiap kamar (kelas Tiga).
Tetapi yang
digambar penulis yaitu
Ruang Instalasi Rawat
Inap (Ruang G)
yang hanya menyediakan
Ruang VIP.
g.
Lantai.
1)
Lantai harus kuat dan rata, tidak
berongga.
2)
Bahan penutup lantai dapat terdiri dari
bahan vinyl yang rata atau keramik dengan nat yang rata sehingga abu dari
kotoran-kotoran tidak bertumpuk, mudah dibersihkan, tidak mudah terbakar.
3)
Pertemuan dinding dengan lantai harus
melengkung (hospital plint), agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi
tempat sarang abu dan kotoran.
h.
Langit - Langit.
1)
Langit-langit harus rapat dan kuat,
tidak rontok dan tidak menghasilkan debu atau kotoran lain.
i.
Pintu.
Pintu masuk ke
ruang rawat inap, terdiri dari pintu ganda, masing-masing dengan lebar 90 cm
dan 40 cm. Pada sisi pintu dengan lebat 90 cm, di pasang kaca intai.
1)
Pintu masuk ke kamar mandi umum, minimal
lebarnya 85 cm.
2)
Pintu masuk ke kamar mandi pasien, untuk
setiap kelas, minimal harus ada 1 kamar mandi berukuran lebar 90 cm,
diperuntukkan bagi penyandang cacat.
3)
Pintu kamar mandi pasien, harus terbuka
ke luar kamar mandi.
4)
Pintu toilet umum untuk penyandang cacat
harus terbuka ke luar.
j.
Kamar
Mandi.
1)
Kamar mandi pasien, terdiri dari kloset,
shower (pancuran air) dan bak cuci tangan (wastafel).
2)
Khusus untuk kamar mandi bagi penyandang
cacat mengikuti pedoman atas standar teknis yang berlaku.
3)
Jumlah kamar mandi untuk penyandang
cacat, 1 (satu) buah untuk setiap kelas.
4)
Toilet umum, terdiri dari kloset dan bak
cuci tangan (wastafel).
5)
Disediakan 1 (satu) Toilet umum untuk
penyandang cacat di lantai dasar, dengan
persyaratan sesuai pedoman atau standar yang berlaku.
k.
Jendela.
1)
Lebih disukai menggunakan jendela kaca bukaan,
yang mudah pemeliharaannya, dan cukup simpel dan rapat.
2.
Proses Pembuatan Gambar kerja
Merencanakan gambar
kerja lengkap disertai
detail – detail khusus yang
ada dalam gedung
ruang instalasi rawat
inap. Direncanakan dengan
software AutoCAD 2D,
meliputi :
1)
Gambar
Denah
2)
Gambar
Potongan
3)
Gambar
Tampak
4)
Gambar Detail
Struktur dan Arsitektur
5)
Gambar
Detail Kusen Alumunium
6)
Gambar
Potongan Prinsip
BAB
IV
PENUTUP
A.
`Kesimpulan
Bahwa
pengalaman dan kesempatan
itu tak ternilai
harganya. Setelah melaksanakan
Perakerin di PT
YODYA KARYA (Persero)
Cabang 1 Jawa
Tengah selama kurang
lebih 3 (Tiga)
bulan, terhitung dimulai
pada tanggal 1
Juli - 30
September. Banyak sekali
hal baru yang penulis dapatkan
dari kegiatan perakerin
tersebut. Dari pengalaman
dan keseluruhan selama
berada di industri,
penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
a. Dengan berbagai
hal baru yang penulis dapatkan
ketika perakerin, menunjukkan
bahwa program perakerin
sangat diperlukan, mengingat
di sekolah tidak
semua pengetahuan bisa
siswa dapatkan.
b. Keaktifan dari
seorang yang bekerja
di industri sangat
diperlukan, karena atasan
tidak selalu bisa
mengontrol laju pekerjaan
bawahannya, sehingga bawahan
harus lebih aktif
berkomunikasi / menghubungi
atasan.
c. Menumbuhkan motivasi
secara langsung maupun
tidak langsung kepada
siswa agar berusaha
untuk mencapai kesuksesan
kelak, sehingga siswa
dapat membuka mata
untuk hal – hal penting
yang dapat menghantar
mereka pada kesuksesan
itu.
d. Pembiasaan diri
dalam system kedisiplinan.
Tentunya berbeda dengan
sekolah, industri memiliki
aturan khusus untuk
para pekerjanya dan
semua itu sangat
dibutuhkan oleh siswa
(calon pekerja).
e. Selama 3
bulan di industri,
penulis menyimpulkan bahwa
materi yang didapatkan
di sekolah, masih
sangat jauh dari
apa yang ada di dunia
industri.
B.
Saran
1.
Kepada Perusahaan
a. Demi menunjang
program perakerin, pihak
industri diharapkan dapat
memberi kepercayaan kepada
siswa perakerin untuk
diberi tugas yang
lebih bervariasi agar
siswa tidak jenuh
selama Perakerin.
b. Diharapkan pembimbing
perakerin dapat menjalin
komunikasi yang lebih
akrab kepada siswa
perakerin, agar siswa
tidak canggung dalam
berkomunikasi.
c. Untuk semua
pekerja di industry,
diharapkan agar lebih
terbuka kepada siswa perakerin, mengingat
ini juga bagian
proses belajar bagi
siswa untuk mengenal
dunia industri.
2.
Kepada Sekolah
a. Diharapkan sekolah
dapat mencari mitra
industry lebih banyak
lagi, sehingga siswa
mempunyai pilihan yang
lebih bervariasi, dan
tidak terjadi siswa
mencari tempat Perakerin
(industri) sendiri.
b. Pokja perakerin
diharapkan agar lebih
jelas dan tegas
dalam proses pencarian
tempat perakerin (industri)
untuk siswa.
c. Pokja perakerin
diharapkan dapat memberi
pembekalan dengan lebih
intensif, sehingga siswa
dapat lebih jelas
tentang apa yang
harus dilakukan ketika
proses pelaksanaan Perakerin.
Pengawasan kepada
siswa perakerin harap
lebih diperketat, agar
tidak ada siswa
yang membolos atau
tidak masuk tanpa
keterangan.